Indikator :
- Campuran homogen dan heterogen dibedakan berdasarkan sifatnya
- Cara pemisahan zat dari campuran dijelaskan
berdasarkan perbedaan prinsip kerjaRINGKASAN MATERI
A. Campuran
Campuran adalah materi yang terdiri
dari beberapa zat yang berbeda dan setiap zat penyusun masih tetap mempunyai
sifat-sifat zat asalnya Sifat-sifat campuran sebagai
berikut :
1)
terdiri dua macam zat atau lebih
2)
perbandingan jumlah setiap zat dalam suatu campuran
bervariasi
3)
tiap-tiap zat penyusun tetap memilki seperangkat
sifat-sifatnya yang khas
4)
campuran dapat heterogen atau homogen . Campuran homogen
disebut larutan
5)
campuran dapat dipisahkan atas komponen-komponennya
secara fisis
Contoh :
Air garam merupakan campuran air
dan garam
Sifat-sifat campuran air garam
sebagai berikut:
• Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih, air garam
terdiri dari air dan garam.
• Mempunyai sifat asal, sifat rasa asin pada air garam
tidak hilang
• Tidak mempunyai komposisi tetap, larutan garam dapat
dibuat dengan berbagai macam perbandingan antara air dan garam
• Komponen-komponen dapat dipisahkan secara fisis, garam
dapat dipisahkan dari air garam dengan penguapan (pengristalan).
Campuran dapat dibedakan menjadi
dua macam sebagai berikut:
o
Campuran homogen (disebut juga larutan),
komponen-komponen penyusun bercampur secara merata , tidak memiliki bidang
batas antara zat penyusunnya, dan mempunyai sifat yang sama di seluruh bagian .contoh:
udara dan air gula
o
Campuran heterogen, komponen-komponen penyusun campuran
tidak mengalami perubahan sehingga dengan mudah dapat dilihat atau dibedakan.
Contoh: tepung beras dan air, minyak dengan air, dan pasir dengan kapur.
B. Pemisahan CampuranPemisahan campuran suatu zat dapat dulakukan dengan cara:
1. Destilasi adalah merupakan suatu proses pemurnian untuk suatu senyawa cair yang didahului
dengan penguapan senyawa cair dengan cara memanaskannya atau memisahkan suatu zat dari campuran berdasarkan perbedaan titik didih. Contoh: memisahkan air murni dari air laut, penyulingan minyak kayu putih, penyulingan minyak bumi, memisahkan alkohol dari campurannya dengan air, memisahkan air dari air teh.
2. Kromatografi adalah cara pemisahan campuran didasarkan perbedaan migrasi dan distribusi
senyawa atau ion-ion tersebut di dalam dua fase yang berbeda (fase gerak dan fase diam). Kromatografi dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu zat sampel, menentukan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu zat sampel dengan menghitung harga Rf tiap komponen, menentukan kemurnian zat sampel, memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu zat.
3. Sublimasi adalah proses perubahan zat dari fase padat langsung menjadi uap dan uap yang
dihasilkan dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melewati fase cair. Contoh: memurnikan kapur barus (naftalena) kotor, memurnikan iodium kotor
4. Ekstraksi adalah distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara dua fase cair yang tidak saling
bercampur. Contoh: memisahkan dua zat pelarut yang tidak bercampur(campuran air dan minyak)
5. Rekristalisasi adalah cara pemurnian zat padat dari campuran atau pengotornya dengan cara mengkristalisasikan kembali setelah dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Contoh: memurnikan garam dapur.
6.2. Menentukan kadar
suatu unsur / senyawa secara gravimetri, volumetri dan standar lainnya
Indikator :
- Penentukan kadar
unsur atau senyawa secara gravimetri dijelaskan
berdasarkan metode perbandingan
- Penentukan kadar
suatu senyawa dalam contoh perdagangan secara volumetri dijelaskan berdasarkan pengukuran volume
RINGKASAN MATERI
Penentuan kadar suatu unsur atau senyawa dapat dilakukan dengan cara gravimetri dan volumetri. Analisis gravimetri adalah analisis yang didasarkan pengukuran berat dalam analisisnya. Analisis volumetri adalah analisis yang didasarkan pada pengukuran volum dalam pelaksanaan analisisnya. Berdasarkan fase zat yang akan dianalisis terbagi menjadi gasometri dan titrimetri.
A. Analisis gravimetriB. Analisis volumetri
A. Analisis gravimetri
Gravimetri merupakan analisis
kuantitatif yang menggunakan massa (berat) sebagai langkah utama dalam
melaksanakan analisanya
Cara
gravimetri :
- Penguapan
- Elektrolisis
- Pengendapan
a.
Gravimetri cara penguapan :
Untuk
menentukan kadar air (air kristal atau air yang berada dalam suatu spesies)
b.
Gravimetri elektrolisis :
Zat
yang dianalisis ditempatkan di dalam sel elektrolisis , setelahdilakukan
elektrolisis , maka logam yang mengendap pada katoda selanjutnya dapat
ditimbang
c.
Gravimetri metode pengendapan :
Menggunakan
pereaksi yang kan menghasilkan endapan dengan zat yang akan dianalsis ,
sehingga mudah untuk dipisahkan dengan cara penyaringan. Misalnya:
Misalnya
: Ag+ diendapkan sebagai AgCl; ion besi (Fe3+) diendapkan sebagai Fe(OH)3 yang
setelah dipisahkan dipijarkan dan ditimbang sebagai Fe2O3
Syarat-syarat
umum gravimetri pengendapan :
- Kelarutan endapan harus kecil
- Endapan mudah disaring
- Harus dapat diubah menjadi senyawa
murni dengan susunan kimia yang tepat
o
Langkah-langkah analisis gravimetri:
1.
Cuplikan ditimbang dan dilarutkan
2.
Ditambahkan pereaksi agar terjadi endapan
3.
Proses pemisahan/penyaringan endapan
4.
Mencuci endapan dan mengeringkan
5.
Mengabukan kertas saring dan memijarkan endapan
6.
Menimbang sampai mendapatkan berat konstan
Perhitungan
stoikiometrik :
Berat
suatu komponen dari pemijaran endapan dihitung menurut metode perbandingan ,
yaitu dengan menggunakan faktor kimia atau faktor gravimetri
Faktor
Gravimetri :
Senyawa yang dihitung Senyawa yang dcari Faktor
CuO Cu Cu/CuO
Mg2P2O P 2P/Mg2P2O7
BaSO4 Ba Ba/BaSO4
o
Alat-alat gravimetri:
·
Cawan krus porselin dan desikator
Penentuan kadar statu unsur atau
senyawa :
o
Misalnya: cuplikan terdiri atas zat A, B, C yang beratnya
x gram. Dicari dan ditentukan berat zat C, misalnya y gram ,
maka : y
x
berat senyawa
Kadar senyawa = ------------------------- x 100 %
berat mineral
berat mineral
Contoh :
1.
Berat cuplikan yang mengandung CuO adalah 8,1 gram,
jika berat Cu dalam cuplikan tersebut 0,9 gram tentukan kadar Cu dalam
cuplikan tersebut!
Penyelesaian : Menggunakan faktor gravimetri : Cu/CuO
berat Cu 0,9
berat Cu 0,9
Kadar Cu
dalam cuplikan = -----------------------x 100 % = ----------- x 100 % = 11 %
berat CuO 0,81
2.
Sampel yang mengandung Mg2P2O7 beratnya 20 gram, tentukan
kadar P dalam sampel tersebut! (Ar-Mg =24 , P=31;O=16)
Penyelesaian : menggunakan faktor
gravimetri 2P/Mg2P2O7
2P 2.31 62
2P 2.31 62
Kadar P dalam senyawa = ------------------ x 100 % = ---------------- x 100 % = -------------x 100 % = 27.9 %
Mg2P2O7 222 222
3.
Suatu mineral
beratnya 30 kg mengandung senyawa Fe2O3 sebesar 21 kg.Tentukan kadar Fe2O3
dalam mineral tersebut!
Penyelesaian :
berat Fe2O3 21
berat Fe2O3 21
Kadar Fe2O3 = --------------------- x 100 % = ------------ x 100 % = 70 %
berat mineral 31
v Analisis
volumetri
o
Volumetri merupakan
analisa yang didasarkan pada pengukuran volume
o
Analisis volumetri
dapat dilakukansecara titrasi (titrimetri).
o
Titrasi adalah
volumetri dalam larutan baku yang duperlukan untuk bereaksi sempurna dengan
sevolume tepat atau sejumlah berat zat yang akan ditentukan.
o
Analisis volumetri
didasarkan pada reaksi kimia yang terjadi.
o
Misalnya zat X
direaksikan dengan sejumlah zat Y menghasilkan suatu produk:
o
X +
Y ---------> produk
o
X adalah titran
(penitrasi) , cairan yang dialirkan dalam buret.
o
Y adalah titrat ( zat
yang dititrasi), larutan pada wadah yang digunakan dalam titrasi seperti labu
erlemeyer.
o
Keadaan ketika terjadi
kesetaraan antara zat yang dititrasi dan zat penitrasi disebut titik ekivalensi
(titik akhir titrasi teoritis), sedangkan titik akhit titrasi adalah keadaan
saat titrasi dihentikan yang ditandaio dengan perubahan warna indikator yang
digunakan.
o
Bahan dan alat:
·
Larutan baku adalah
larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti
·
Pipet gondok disebut
pipet volume
·
Buret adalah alat yang
digunakan untuk memindahkan cairan dengan variasi volume. Buret merupakan alat
yang biasa digunakan dalam titrasi.
Contoh
penentuan kadar asam cuka perdagangan :
Diambil 10 mL cuka perdagangan kemudian diencerkan
dengan aquades sampai volume 200 mL. Dari larutan
encer tersebut diambil 10 mL, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M
dengan indikator PP. Titik akhir titrasi tercapai pada saat volume NaOH 25,4
mL. Berapa persen kadar cuka tersebut , bila kadar cuka murni 17,4 M.
Penyelesaian :
Reaksi: CH3COOH
(aq) + NaOH (aq) -----------> CH3COONa
(aq) + H2O (l)
NaOH terpakai
pada titrasi = 0,1 mol.L-1 x 0,0254 L
=
0,00254 mol
Berdasarkan
persamaan reaksinya CH3COOH yang ada dalam 10 mL larutan cuka yang
telah diencerkan = 0,00254 mol.
Jadi asam cuka
yang ada pada cuka sebelum diencerkan adalah
200
= --------- x 0,00254 mol = 0,0508 mol
10
= --------- x 0,00254 mol = 0,0508 mol
10
Kadar cuka
perdagangan = 0,0508 mol/0,001 L
= 5,08
mol.L-1
= 5,08 M
5,05
5,05
Kadar cuka dalam
persen =------------ = 29,19 %
17,4
17,4
Terima Kasih Infonya .
BalasHapushttp://suhendartkj.blogspot.com
Terimakasih atasmateripemisahan campuran
BalasHapusTerimakasih atasmateripemisahan campuran
BalasHapus